Liner Notes

// scroll down for English //

Band Zoo kini resmi berganti nama menjadi Wusa, sebuah nama yang terinspirasi dari sejarah dan ajaran filosofis tradisi Khawagaka. Khawagaka sendiri merupakan ajaran yang tertulis pada lembaran manuskrip kuno dari peradaban Samasthamarta. Penemuan manuskrip Khawagaka ini telah membuka pintu untuk menyelami lebih dalam tentang sejarah dan tradisi yang melahirkan ajaran tersebut.

Ajaran Khawagaka beserta bahasa lisan dan aksaranya telah diperkenalkan dalam album sebelumnya. Album terbaru ini menguak lebih jauh tentang asal-usul ajaran Khawagaka serta kebudayaan yang memunculkannya, termasuk upaya memahami dampak industrialisasi pengetahuan dan kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai dan makna tradisi budaya itu sendiri.

Proyek musik Wusa merupakan bagian dari proyek kesenian jangka panjang Rully Shabara yang berpusat pada manuskrip Khawagaka, mencakup bahasa, aksara, sistem kepercayaan, mitologi, filsafat, sejarah, hingga budaya. Proyek besar ini bernaung di bawah Balai Arsip Sejarah dan Kebudayaan Khawagaka, sebuah lembaga independen yang bertujuan melacak, menggali, melestarikan, dan menyebarluaskan segala temuan terkait sejarah Khawagaka.

Kelompok musik Wusa merupakan salah satu divisi dalam Dewan Rijmana, yang bertugas menginterpretasikan ajaran dan kebudayaan Khawagaka serta mempopulerkannya di kalangan masyarakat masa kini melalui media modern seperti musik, film, dan bentuk-bentuk lainnya. Nama aksara Zugrafi dan bahasa lisan Zufrasi juga merupakan nama yang diciptakan oleh Dewan Rijmana.

///

Wusa, formerly known as Band Zoo, has officially adopted its new name – a moniker inspired by the rich history and philosophical teachings of the Khawagaka tradition. Khawagaka itself is a doctrine inscribed on ancient manuscript leaves from the Samasthamarta civilization. The discovery of these Khawagaka manuscripts has unlocked a gateway to delve deeper into the history and traditions that gave rise to this profound teaching.

The Khawagaka doctrine, along with its spoken language and script, was first introduced in the band’s previous album. This latest release delves even further into the origins of Khawagaka teachings and the culture from which they emerged. It also explores the impact of knowledge industrialization and technological advancement on cultural values and traditions.

Wusa’s musical project is part of Rully Shabara’s long-term artistic endeavor centered around the Khawagaka manuscript, which encompasses language, script, belief systems, mythology, philosophy, history, and culture. This ambitious project operates under the auspices of the Khawagaka Historical and Cultural Archives Institute, an independent organization dedicated to tracking, excavating, preserving, and disseminating all findings related to Khawagaka history.

The Wusa music group functions as a division within the Rijmana Council, tasked with interpreting Khawagaka teachings and culture, and popularizing them among contemporary society through modern mediums such as music, film, and other formats. The names of the Zugrafi script and the Zufrasi spoken language were also coined by the Rijmana Council.

Production Notes

WUSA

Rully Shabara: Vocals
Ramberto Agozalie: Drums
Bhakti Prasetyo: Bass, Electronics
Tesla Manaf: Prepared Cornet, Prepared Guitar

All texts by Rully Shabara
Additional Vocals on Track 09 by Monica Hapsari
Vocals recorded at BRRRZ Studio by Mahamboro
Drums recorded at Neverland Studio by Toetoet
Mixed and Mastered by Hamzah Kusbiyanto

Released by Yes No Wave Music
2023

Website
Instagram Balai Arsip dan Sejarah Khawagaka
Instagram Wusa