Production Notes

DOM 65:
Imam Senoaji: Vocals, Guitars
Sesa Slaughter: Guitars
Adnan DK: Bass, Keyboards
Denda Omnivora: Drums

Produced by DOM 65 and Realino Records

Recorded and Mixed by Bangun at EFKA Studio

Realino Gang Voice: Ady 57, Bonehead

All Music and Lyrics written by DOM 65, except “Shine On You Crazy Diamond” by David Gilmour and Roger Waters

Sleeve Design and DOM 65 logo by Wok The Rock

Photo by Sean Hemmerle

Released by Realino Records, 2003

Rereleased by Yes No Wave Music, 2017

Liner Notes

“Secret Warehouse” pertama kali dirilis pada tahun 2003 oleh Realino Records. Ini adalah bagian dari seri rilis ulang katalog album dari DOM 65 oleh Yes No Wave Music menyambut ulang tahun ke-10.

Album ini merupakan titik awal perubahan musikal dari DOM 65 yang signifikan. Pengaruh diluar musik punk jelas terdengar di tiap aransemen dan sound-nya, terutama pemilihan lagu cover milik Pink Floyd. Ini menandakan bagaimana mereka mendapat inspirasi dari musik progresif rock atau hard rock dan album-album progresif dari band-band streetpunk asal Inggris seperti “The Killing Dream” dari Blitz, “The Wild Ones”-nya Cockney Rejects atau “In Search of The Crack” besutan The Crack.

Sebelum mini album ini, DOM 65 pernah melepas 2 single dengan gaya yang sama yaitu lagu bertema fans sepak bola “Fortuna” dan “Never Rust” yang tampil di album kompilasi “Oi! The Penalty” dan menjadi lagu tema di film “Berlari Untuk Entah” yang disutradarai oleh seniman Wimo Ambala Bayang. Tapi sayangnya master rekaman kedua lagu tersebut hilang ditelan kelalaian. Empat komposisi lagu dalam “Secret Warehouse” yang lintas genre ini kemudian meraih ruang pendengar yang lintas komunitas juga. Hal ini sebenarnya juga karena munculnya tren musik garage-rock yang merengkuh penggemar musik indie ke wilayah punk. Bahkan bagi pendengar baru pada waktu itu mengira DOM 65 adalah band garage rock yang muncul berbarengan dengan The Brandal’s. Tahun 2003 memang satu masa kemeriahan skena musik di Jogja. Musik dan komunitas yang muncul sangat beragam, penuh energi dan dinamis. Musik eksperimental dan noise mengalami era keemasan pertamanya.

Namun album ini kurang merebut hati skena punk. Salah satu faktornya adalah saat DOM 65 menerima ajakan tampil di gig bersama band-band indie seperti Bangkutaman, Seek Six Sick, The Brandal’s, dan The Upstairs pada tahun 2004. Acaranya digelar di sebuah kafe yang lagi nge-tren dengan tiket yang dianggap cukup mahal oleh anak-anak punk. Gesekan ini di kemudian hari justru memunculkan gaya lain di komunitas punk. Meskipun pahit, keragaman justru muncul. Album ini merepresentasikan uji coba perasaan dan pemikiran atas apa yang diidamkan oleh bangsa kita hingga kini: kebhinekaan yang hidup sejahtera bersama. Meskipun sekarang DOM 65 menolak menyanyikan lagu “Shine On You Crazy Diamond”, mari kita meyakinkan mereka bahwa tak bisa dipungkiri lagu cover tersebutlah yang menyatukan keragaman kita akan musik, ideologi, generasi, kelas sosial dan minuman keras. Terima kasih untuk Dian Sriyadi yang masih menyimpan file sampul yang high resolution sehingga album lawas ini bisa hadir kembali dengan cantik.

(Wok The Rock)