• RELEASE DATE /5 Februari 2013
  • CATALOG /YESNO068
  • DOWNLOAD /MP3

Production Notes

All tracks recorded inside Pratama Kusuma’s Bedroom, Bandung

Produced by Sigmun

Engineered by Wing Narada Putra

Woodcut artworks were crafted and printed manually by Wahyu Amikarsa

Distributed by Yes No Wave Music

Liner Notes

Ketika dicari, ternyata kata “Cerebro” bisa ditemukan. di kamus bahasa Spanyol, juga Portugal, dimana arti kata tersebut adalah “Otak”. Cerebro berasal dari bahasa Latin, dan dapat juga ditemukan dalam kamus medis yang penuh dengan istilah-istilah kedokteran, dimana kata ini menunjukan bagian depan dari organ tubuh terpenting yang kita miliki tersebut; yaitu pusat pemikiran, penggerak fungsi-fungsi utama dalam tubuh, serta pengkoordinasi gerakan-gerakan badan kita. Di dunia ilmu pengetahuan, kata tersebut dijadikan bagian awal dari semua istilah yang berhubungan dengan aktivitas otak (CerebrumCerebral, dll). “Cerebro” juga merupakan nama dari sebuah alat fiktif dalam serial komik X-Men, yang dapat memperkuat gelombang getaran hasil aktivitas otak para penggunanya.

Jadi Cerebro bisa dikatakan merupakan sebuah kata yang berhubungan dengan apa saja yang terjadi di otak, dari eksistensinya di tubuh kita sampai aktivitasnya yang berlangsung selama kita hidup, apakah itu sewaktu sadar maupun dalam keadaan tak sadar. Bahkan ada saat-saat dimana aktivitas otak terjadi biarpun tak kita kehendaki, karena kekuatannya yang bisa saja menjadikan kita lain dari sesama manusia. Jadi sebetulnya hubungan kita dengan organ yang satu ini sangatlah dramatis, mengingatkan saya dengan film-film science fiction dimana otak atau komputer inti dari sebuah mother ship tiba-tiba ngambek dan melakukan hal-hal yang sadis kepada awaknya, atau kisah tentang manusia-manusia jenius yang kemampuan otaknya malah membuat mereka gila pada akhirnya. Tidak aneh memang bila tema ini diangkat menjadi gubahan musik, apalagi ketika kata Cerebro akhirnya menjadi judul dari mini album sebuah band seperti Sigmun.

Band ini pernah mengatakan bahwa musik mereka beraliran Freudian Blues Rock, dimana istilah Freudian yang sudah mendunia itu diketahui berasal dari nama Sigmund Freud, lalu akhirnya menggunakan nama pertama pelopor ahli saraf tersebut untuk band mereka. Hubungan dan kekaguman mereka terhadap Freud yang terdeteksi dari penggunaan nama ini bukanlah satu-satunya alasan mengapa saya menganggap tema Cerebro pantas saja diangkat oleh Sigmun, tapi setelah mendengarkan secara keseluruhan dan juga membaca tulisan mereka mengenai proses pembuatan mini album ini, barulah semuanya terasa lebih jelas.

Album Cerebro lahir dari kebebasan Sigmun bereksperimentasi tanpa batas-batas waktu yang mengikat, pikiran yang lepas tanpa perlu mengikuti benang merah tertentu, dan situasi nyaman di area familiar tanpa aturan-aturan yang harus diikuti. Berikanlah hal-hal seperti ini ke sekelompok musisi-musisi bertalenta yang sudah matang kepribadiannya, maka akan beralirlah lagu demi lagu yang fantastis, yang membuat kita berpikir, dan yang akan memberikan inspirasi seperti track-track yang ditawarkan oleh Cerebro.

Seperti sebuah mesin terbang diambang waktu lepas landas, track pertama yang juga bertitel “Cerebro” memberikan kesan sedang bersiap-siap terbang untuk menyambut track-track berikutnya. Dengan latar suara-suara yang terdengar bagaikan sebuah kereta api dalam awal keberangkatan, atau bunyi-bunyian sebuah mesin yang tengah bekerja, lagu Cerebro mengantisipasi perasaan yang kita alami ketika hendak memulai sebuah pekerjaan besar.

Setelah mengudara, barulah suara rintihan vokal yang menghantui melodi terdengar di track kedua, “The Long Haul”, masuk dengan samar-samar. Sesuai dengan judul, musik di track ini terasa menggambarkan perasaan melankolis yang kita alami ketika sedang berada dalam keadaan menanti. Entah menanti waktu sampai ke tempat yang lebih baik, atau menanti selesainya mengerjakan sesuatu yang bagai tak ada akhirnya.

Kita kemudian dibawa ke alam lain di track ketiga, “Ring of Saturn”, dengan apa yang terdengar bagaikan suara dari sebuah kehidupan tanpa otak dan tanpa nyawa, layaknya manusia yang sedang dihipnotis atau alien yang tak dapat berpikir sendiri. Suara tersebut mengutip bait-bait yang terinspirasi dari salah satu karya musisi jazz kontroversial, Sun Ra, tepatnya sebuah cult film berjudul “Space is The Place”. Dilihat dari bahan inspirasi lagu ini, sebuah film yang pastinya mengundang jutaan bahan lawakan dan kelakar pribadi di antara penontonnya biarpun diciptakan dengan serius dan penuh dengan filosofi-filosofi pegangan seorang musisi jazz legendaris seperti Sun Ra, bisa dibayangkan juga bahwa dibalik ke-“seriusan” musik Sigmun terdapat juga jiwa-jiwa iseng yang dibutuhkan sebuah band maupun seorang musisi untuk menciptakan karya-karya inovatif di jaman sekarang. Dapat kita dengar juga bahwa musik di track ini memiliki bass-line yang jazzy, membuatnya sangat Pink Floyd-ish.

Jiwa blues Sigmun terdengar kental di track ke-empat, “Atom Heart Father”, sebuah eksplorasi ke arah genre ini yang lain lagi dari Sigmun biasanya, dimana melodi bluesy gitarnya sangat mendominasi, bahkan hampir secara blak-blak-an. Melihat dari ke-isengan mereka di track “Ring of Saturn”, mungkin saja kekentalan melodi blues ala Gary Moore di track ini merupakan sebuah kelakar yang akhirnya menjadi keren setelah digabungkan dengan instrumen lainnya secara keseluruhan. Komentar saya mengenai judul dari track ini hanyalah senyuman saja. Ah, Sigmun.

Inilah hasil otak manusia yang telah ter-expose dengan jutaan hal seumur hidupnya, dimana pada akhirnya bisa mengungkapkan ke arah manakah kita dibawa oleh selera pribadi mereka. Dengan kebebasan menciptakan album ini, pengerjaan yang apa adanya tanpa pemikiran panjang, pemikiran di bawah alam sadar Sigmun telah berhasil membimbing mereka untuk mengerjakan album ini.

Mungkin saya terdengar over-analyzing dengan semua gambaran-gambaran antah berantah di tulisan ini; namun ini juga merupakan sebuah kelakar implicit ala saya sendiri, serius tak serius, untuk merespon sebuah mini album yang semakin enak untuk didengar semakin seringnya diputar, oleh salah satu band lokal favorit pribadi. Five stars for sure.

(Keke Tumbuan)