Production Notes

Sangkakala:

Baron Capulet Araruna: Vokal
Eight Ball: Gitar Elektrik
Rudy Atjeh: Bas Elektrik
Tatsoy: Bedug Inggris

Produser: Wok The Rock

Direkam oleh 3dB Indonesia di Amphiteater Taman Budaya Yogyakarta, 5 Januari 2010

Mixing oleh 3dB Indonesia

Seluruh lagu selain “Hotel Berhala” diciptakan oleh Sangkakala

Lagu “Hotel Berhala” diciptakan oleh  Wok The Rock, aransemen oleh Sangkakala

Ilustrasi sampul oleh Hendra Priyadhani & Rudy Atjeh

Desain sampul oleh Wok The Rock
Foto Sangkakala oleh Edwin Dolly Roseno

Liner Notes

Retrospeksi dan hal-hal jadul memang selalu seru untuk dinikmati terlebih di ranah musik dan fashion. Bagi penggemar musik, hal ini dibawah sadar cukup berpengaruh. Terutama bagi penggemar musik yang mulai menelusuri jejak band masa kini yang sedang digemarinya. Fans Oasis bisa menyelam hingga Koes Plus. Begitu juga fans High On Fire mungkin bisa terjerembab ke denting piano Changes-nya Black Sabbath yang emo.

Sangkakala lahir di kampus seni yang bercokol di kabupaten Bantul pada tahun 2004 di saat gemuruh heavy metal dan saudara-saudaranya sedang merajalela. Di era inilah muncul gig yang bertajuk ‘Rock Siang Bolong’ yang cukup mewadahi lahirnya band-band metal 80-an seperti Saseni Bujang dan Sangkakala. Namun skala wabah ini cukup kecil.

Sangkakala adalah sekelompok mahasiswa seni rupa Bantul yang sangat menggemari band-band heavy metal dan hard rock dari Jawa Timur seperti Power Metal, Kamikaze, Red Spider, Brigade Metal serta produk-produk binaan Loggiss Records lainnya dan beriringan dengan Manowar, Iron Maiden, Twisted Sisters, Quiet Riot. Namun, astuti (baca: attitude) dan skill mereka yang nge-punk menjadikan musik yang mereka ciptakan dan mainkan berbeda dengan band idolanya. Di satu sisi mereka memperbaiki tatanan lirik lagu band idolanya yang dianggap moralis menjadi lebih urakan dan ceplas-ceplos, tapi di sisi yang lain mereka menurunkan derajat musik metal menjadi kasar. Penampilan diatas panggung dijadikan sebuah fashion show lengkap dengan pesta kembang api. Seperti halnya band-band retro pada umumnya, mereka juga menyajikan ungkapan, gaya dan perilaku yang pernah terjadi di tahun 80-an namun kadangkala diimbuhi penekanan ironisme seperti teriakan “Assalamualaikum…” di intro lagu atau poster band bertorehkan tanda tangan personil.

Pada perhelatan Jogja Biennale X kemarin, mereka menggelar Macanista Art Project yang meliputi beberapa workshop seperti hairstyling, custom costume, fans attribute (poster, flyer, banner) dan diakhiri dengan konser tunggal. Album mini ini adalah hasil rekaman konser tersebut atas prakarsa Yes No Wave Music dan 3dB Indonesia.

“HENTAKKAN KAKIMU, KIBASKAN RAMBUTMU DAN ACUNGKAN SALAAAM TIGA JARIII!”
(Wok The Rock)