Production Notes
Bottlesmoker:
Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Adzani (Nobie)
Produser: Dissa Kamajaya
Mixed & Mastered: Dissa Kamajaya
Desainer Sampul: isapanicmonsta
Nyanyian di lagu BEI MAU LOOPS diambil dari kesenian Bei Mau di Kamanasa, Central Malaka, Belu Regency, East Nusa Tenggara. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu BONET CIRCLE diambil dari kesenian Bonet Nitu di Susulaku A, Insana Regency, North Central Timor. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu BA ALUK diambil dari kesenian Beluk Sawah di Cikeusal, Tasikmalaya, West Java. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu RATAPAN TIMOR diambil dari kesenian Ratapan di Susulaku A, Insana Regency, North Central Timor. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu HUMBA SUMBA diambil dari kesenian Panggaiyang di Sumba Timur. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu VERTICAL diambil dari kesenian Bei Mau di Kamanasa, Central Malaka, Belu Regency, East Nusa Tenggara. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Nyanyian di lagu SACRUM diambil dari kesenian Bidu di Susulaku A Village, Insana District, North Central Timor. Direkam oleh Aural Archipelago (Palmer Keen).
Dirilis oleh Yes No Wave Music
Liner Notes
Parakosmos dari Bottlesmoker ini merupakan rilisan pertama dari seri album menyambut ulang tahun Yes No Wave Music kesepuluh dan sekaligus merayakan Netlabel Day yang jatuh pada tanggal 14 Juli 2017.
Album Parakosmos menceritakan tentang perjalanan seseorang di suatu dunia yang memiliki keharmonisan di antara keberlawanan. Album ini merupakan kumpulan cerita tentang keharmonisan alam semesta, di mana titik harmonis kami anggap harus memiliki unsur keseimbangan dari dua hal yang bertolakbelakang. Tema yang diangkat adalah ritual-ritual seni yang dilakukan oleh masyarakat daerah di beberapa wilayah di Indonesia. Ritual tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup.
Kata “Parakosmos” diambil dari dua pemaknaan; pertama dari kata Paracosm yang berarti imaginary world dan kedua dari kata Paradoks dan kata Kosmos, berarti semuanya di alam semesta ini memiliki pasangan (berlawanan; hitam putih, perempuan laki-laki, gelap terang dll).
Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Adzani (Nobie) melakukan pendekatan yang berbeda dalam pengerjaan album Parakosmos ini. Untuk bersentuhan secara intim dengan seni tradisi ini, Bottlesmoker berkolaborasi dengan Palmer Keen, etnomusikolog asal Amerika yang melakukan field recording di banyak wilayah Indonesia untuk merekam kesenian dan alat musik daerah melalui format audio dengan pendekatan etnografi. Melalui nama Aural Archipelago, Palmer Keen berhasil mengumpulkan arsip dan mendokumentasikan kebudayaan daerah di Indonesia.
Di album ini, Bottlesmoker merespon sebagian hasil dari ekspedisi yang dilakukan oleh Aural Archipelago. Menyerap energi dan nilai dari beberapa ritual keseniannya untuk direspon menjadi sebuah pengalaman baru. Ada dua pendekatan yang dilakukan oleh Bottlesmoker dalam proses kreatif di album ini; pertama, mengadaptasi beberapa motif dan pola permainan musik daerah, seperti motif kendang untuk penulisan beat, hingga motif Tarawangsa untuk penulisan rhythm yang repetitif. Kedua, mengambil rekaman suara bernyanyi solo hingga paduan suara, mulai dari kesenian Beluk di Tasikmalaya hingga Panggaiyang di Sumba Timur yang dijadikan materi vokal utama.
Parakosmos terdiri dari 10 lagu yang menjadi satu kesatuan cerita perjalanan seseorang dari ‘bawah’ menuju ‘atas’ yang terinspirasi dari nilai-nilai ritual yang dilakukan oleh bangsa Indonesia ‘dulu’ untuk tetap harmonis dengan semesta. Selamat menikmati.