- RELEASE DATE /11 Maret 2010
- CATALOG /YESNO042
- DOWNLOAD /MP3
Production Notes
All Tracks and Lyrics by Frau
except Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Di Luar Angkasa composed and written by Melancholic Bitch
Guest Vocal on Rat And Cat by Wok The Rock
Guest Keyboard on Salahku, Sahabatku by Nadya Hatta
Guest Vocal on Sepasang Kekasih Yang Pertama Bercinta Diluar Angkasa by Ugoran Prasad
All Material Recorded, Mixed And Mastered at 3db Indonesia, Yogyakarta
Edited by Opek
Mixed and Mastered by www.rumblefighters.com
Cover concept by Wok The Rock
Photo by Edwin Dolly Roseno
Sleeve cover by Wok The Rock
All audio works in this album are mastered at -10dbfs rms which is mean that you need to turn up little bit your speaker level for better hearing sensation. If you feel “too much” when you listen up this material on home/desktop or any stereo system, please feel free to cut around 3db at 125hz or 4khz on your multimedia equalizer.
Liner Notes
Tepat pada hari raya Natal 2008 lalu, saya secara terbuka membagikan luapan kecintaan saya terhadap Frau kepada khalayak luas melalui blog saya di dailywhatnot.com. Beberapa rangkaian kata dalam blog tersebut saya kutip dalam tulisan ini. Saat itu, lagu Mesin Penenun Hujan yang hanya direkam Lani dengan menggunakan laptopnya telah menggeser singgasana lagu Malam Kudus dalam hati saya meskipun Frau tidak menciptakannya menjadi sebuah lagu rohani. Namun alunan nadanya serasa mampu memercikkan api pada lilin-lilin yang tersebar di segala penjuru gereja di dunia. Mungkin sudah saatnya Pusat Liturgi Gereja di Indonesia mulai menciptakan lagu-lagu baru yang lebih merona dan menggemaskan seperti Frau ini.
Frau adalah Leilani Hermiasih. Anaknya biasa saja. Lani berusia 21 tahun. Lulusan SMA Stella Duce 1 Yogyakarta yang saat ini duduk di bangku Jurusan Antropologi UGM. Setelah sempat mengenyam karir di Anggisluka, mencabik bass di Essen Und Blood dan menjadi kibordis ‘tambahan’ di Southern Beach Terror, mahasiswi ini diam-diam merangkai beberapa komposisi lagu yang dimainkan dan dinyanyikan sendirian. Beberapa lagunya mengadopsi jurus maut Regina Spektor dan sisanya punya rasa lebih manis dikecap di segala cuaca dan suasana layaknya musik pop ampuh pada umumnya.
Frau muncul ditengah maraknya solois-solois perempuan muda yang leluasa memainkan alat musik sambil bersenandung menjeritkan imajinasi, perasaan atau lika-liku hidupnya didepan mikrofon dan kamera mungil yang tertanam di laptopnya. Sebuah aktivitas privat diluar rutinitas yang tak jarang tersiar di situs-situs dunia maya hingga ajakan ajaib untuk unjuk gigi diatas panggung. Sebagian lagu dalam album ini sebelumnya pernah direkam seadanya dan beredar luas di kalangan muda-mudi di Yogyakarta. Namun, tidak semua orang memiliki pendengaran yang ramah menerima rekaman ‘seadanya’. Untuk itulah album ini dirilis dan disebarkan untuk dinikmati oleh khalayak yang lebih luas.
‘Starlit Carousel’ juga dirilis dalam keping CD oleh Cakrawala Records yang didistribusikan oleh Demajors. Versi fisik ini tentu saja dikemas eksklusif dengan kejutan yang berbeda dengan versi digital. Meskipun sosoknya lugu dan biasa saja, Frau telah siap melancarkan sebuah serangan umum 11 Maret dengan anggun dan bersahaja. (Wok The Rock)